5 Pemilik Tambang Batubara Jadi Orang Terkaya Di Indonesia

pemilik tambang batubara
Foto mulut tambang Sumber : Adaro

ICN News – Menurut pengamatan ICN News, Indonesia memiliki jajaran orang terkaya dengan jumlah yang banyak. Lima orang diantaranya tercatat memperoleh kekayaan melalui usaha tambang batubara. Mereka juga disebut sebagai raja tambang batubara di Indonesia. ICN News berusaha merangkum profile perusahaan mereka, total pendapatan perusahaan yang diperoleh dalam lima tahun terakhir (2019-2023).

Low Tuck Kwong

Dato’ Low Tuck merupakan seorang pengusaha Indonesia sekaligus pemilik PT Bayan Resources Tbk Group, salah satu perusahaan yang bergerak di sektor tambang batubara. BYAN merupakan emiten batubara dengan kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tercatat kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 658,33 triliun.

Dari daftar 50 Orang Terkaya menurut Forbes, yang dilansir pada Januari 2024, Low Tuck Kwong memiliki harta US$ 27,2 miliar atau setara Rp 422,79 triliun. Dia tercatat sebagai orang terkaya ke-3 di Indonesia di bawah keluarga Hartono (Djarum Group) dan Prajogo Pangestu (Barito Group).

Keluarga Widjaja

Hampir semua sektor bisnis dimasuki oleh Keluarga Widjaja. Perusahaan yang didirikan oleh mendiang Eka Tjipta Widjaja ini bernaung dibawah Sinar Mas Group. Di bisnis batubara Grup Sinar Mas memiliki PT Dian Swastika Sentosa Tbk. (DSSA) yang bergerak di bidang energi dan infrastruktur.

Anak perusahaan DSSA, PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) dan Golden Energy and Resources Ltd. (GEAR) menjadi penyumbang batubara. GEAR tidak hanya memiliki tambang di Indonesia, tetapi juga mengakuisisi aset tambang di Australia, yaitu Stanmore Coal. Putra dari Eka, Franky Oesman Widjaja menjadi Komisaris Utama
DSSA.

Adapun kekayaan keluarga Widjaja mencapai US$10,8 miliar atau setara dengan Rp 168,3 triliun.

Garibaldi Thohir

Garibaldi Thohir bersama Theodore Permadi Rachmat alias Teddy Rachmat dan Edwin Soeryadjaya mendirikan PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), yang ketika pertama kali melantai di bursa pada tahun 2008. ADRO sukses memperoleh dana IPO terbesar sepanjang sejarah yang baru-baru ini rekornya dipecahkan oleh Bukalapak.

Lokasi tambang batubara Adaro tersebar di Pulau Sumatra dan Kalimantan, dan ada juga pertambangan berlokasi di Australia yang baru diakuisisi tahun 2018 lalu.

Beberapa perusahaan pertambangan di bawah Adaro Group antara lain PT Mustika Indah Permai (MIP), PT Bukit Enim Energi (BEE), Adaro Metcoal Companies (AMC), PT Bhakti Energi Persada (BEP) dan banyak yang lain.

Desember 2022, Forbes menempatkan Garibaldi Tohir pada urutan ke-15 pada daftar Indonesia’s 50 Richest dengan nilai kekayaan sebesar US$ 3,45 miliar atau setara dengan Rp 54,01 triliun. Kemudian pada 2023, harta kekayaannya tercatat sebesar US$ 3,3 miliar atau Rp 51,29 triliun dan menjadikannya sebagai orang terkaya ke-17.

Kiki Barki

Kiki Barki adalah pemilik perusahaan pertambangan batubara, PT Harum Energi Tbk. (HRUM). Pada tahun 1995 dan perusahaan ini listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2010. Kiki Barki menguasai 79,79% saham HRUM.

Selain Harum Energy, Kiki juga memiliki tambang batubara Tanito Harum yang dipimpin oleh putra sulungnya, Lawrence Barki yang menjadi presiden komisaris dan putra bungsunya, Steven Scott Barki, menjadi komisaris.

Pada 2022, Forbes mencatat nilai kekayaan bersih Kiki sebesar US$ 1,9 miliar atau setara dengan Rp 29,6 triliun. Tahun 2023 kekayaan nya sedikit menurun menjadi US$ 1,41 miliar atau Rp 21,92 triliun dan menempatkan dirinya sebagai orang terkaya ke-33.

Edwin Soeryadjaya

Edwin Soeryadjaya terlahir pada 17 Juli 1949 adalah penerus bisnis ayahnya yang membangun dan membesarkan Astra.

Sekitar 1997-1998 Edwin bersama Sandiaga Uno mendirikan perusahaan keuangan PT. Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Dimana dia menjadi pemimpin tertinggi perusahaan itu setelah Indonesia dilanda krisis moneter. Saratoga termasuk perusahaan keuangan yang kemudian berkembang.

Sejak bisnis batubara menjadi booming di Indonesia sekitar tahun 2000, Edwin Soeryadjaya pun masuk ke dalam bisnis ini. Seperti sepupunya yang juga pernah aktif di Astra, Teddy Rachmat bersama-sama terlibat dalam pendirian perusahaan batubara PAMA Persada.

Pada 2022, Forbes mencatat kekayaan Edwin senilai US$ 1,8 miliar atau setara dengan Rp 28,05 triliun. Kemudian pada 2023, Edwin tercatat sebagai orang terkaya ke-39 dengan harta US$ 1,24 miliar atau setara Rp 19,27 triliun.

 

Artikel ini bisa dibaca di Majalah ICN News Edisi April 2024
Iklan dan berlangganan bisa hubungi: WA atau Email

Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting

share this article:

Facebook
X
WhatsApp

Baca Juga

Scroll to Top

“Easy to Read, Crucial to be Khowlegeable”

Search

Menu Pilihan

Kontak Kami

+62 878 7826 0925 (WA)
marketing@cdmione.com