ICN News – Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tri Winarno, menyatakan peran batubara tetap penting dalam menjaga ketahanan energi nasional, sekaligus meneguhkan komitmen Indonesia terhadap transisi energi. Komoditas batubara juga masih memberi kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian negara. Hal ini disampaikan Tri Winarno dalam sambutannya pada forum Coaltrans Asia (CT Asia) 2025 yang digelar di Bali, pada tanggal 22/9/2025.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, perkembangan produksi batubara Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi selama tahun 2021–2024, yaitu dari sebesar 614,1 juta ton pada tahun 2021, meningkat menjadi 694,5 juta ton pada tahun 2022, lalu menjadi 777,4 juta ton pada tahun 2023, dan kembali meningkat menjadi 836 juta ton pada tahun 2024.
Lebih jauh dijelaskan Tri Winarno, produksi batubara Indonesia yang mencapai 836 juta ton pada 2024 ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Selanjutnya memasuki tahun 2025, sejak Januari hingga Agustus 2025 produksi batubara Indonesia telah menembus 509 juta ton atau 68,81% dari target produksi batubara yang ditetapkan pada tahun 2025 yaitu sebesar 739 juta ton. Menurut Tri dengan capaian produksi hingga bulan Agustus ini, maka target produksi batubara Indonesia pada tahun 2025 dapat tercapai jika performa pada kuartal IV tetap terjaga.
Perkembangan Produksi Batubara Indonesia
Tahun 2021 – 2025*)
| Tahun | Produksi
(Juta Ton) |
Pertumbuhan
(%) |
| 2021 | 614,1 | – |
| 2022 | 694,5 | 13,1 % |
| 2023 | 777,4 | 11,9 % |
| 2024 | 836,0 | 7,5 % |
| 2025*) | 509,0 | – |
Sumber : Kementerian ESDM
2025*) = produksi sampai dengan bulan Agustus
Note : Target produksi tahun 2025 = 739 juta ton
Menurut Tri Winarno, meskipun hingga Agustus 2025 produksi batubara Indonesia baru mencapai 68,81% dari target yang ditetapkan tahun 2025 yaitu sebesar 739 juta ton, namun komoditas batubara masih menjadi salah satu penggerak utama ekonomi nasional, terutama melalui kontribusinya terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Tri menjelaskan komoditas batu bara selama ini telah memberikan kontribusi signifikan bagi penerimaan negara, dengan PNBP subsektor minerba pada tahun 2024 mencapai Rp142,9 triliun atau lebih dari 70% dari total PNBP.
Sementara untuk tahun 2025, Pemerintah menargetkan setoran PNBP dari sektor batubara sebesar Rp 123 triliun. Jika ditotal bersama pajak dan kontribusi lainnya industri batubara Indonesia diperkirakan akan menyumbang lebih dari Rp 250 triliun bagi negara. Dibandingkan industri lain, kontribusi industri batubara cukup tinggi bagi penerimaan negara.
Selain menjadi tulang punggung penerimaan negara, batu bara juga memiliki peran strategis dalam penyediaan energi domestik. Konsumsi domestik batu bara saat ini mencapai sekitar 300 juta ton per tahun, dengan serapan terbesar berasal dari industri pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Sektor lain seperti industri kertas, semen, dan tekstil, menyerap konsumsi batubara yang relatif lebih kecil dibandingkan PLTU.
Tri mengungkapkan saat ini cadangan sumber daya batubara Indonesia tercatat mencapai 31,95 miliar ton, dengan jumlah perusahaan tambang yang beroperasi sebanyak 959 perusahaan. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perusahaan tambang batubara terbanyak di dunia. Hal ini menunjukkan besarnya potensi industri batubara nasional, sekaligus tantangan dalam pengelolaannya agar lebih bersih dan efisien.
Iklan dan berlangganan bisa hubungi: WA atau Email
Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting











