ICN News – Kinerja Resource Alam Indonesia (KKGI) ditahun 2022 patut diapresiasi tinggi, karena berhasil melampaui target target yang dicanangkan sebelumnya. Tahun 2022 KKGI sukses membukukan pendapatan sebesar US$ 254,96 juta atau meningkat 92,94% dari tahun sebelumnya sebesar US$ 132,14 juta. Laba bersih yang diraih juga fantastis dengan peningkatan 69,78% menjadi US$ 38,66 juta dari tahun sebelumnya sebesar US$ 23,10 juta.
Selama tiga tahun terakhir (2021-2023), KKGI sangat menikmati tingginya harga batubara dipasar ekspor. Pada periode ini permintaan batubara ke negara ekspor melonjak tinggi, khususnya India, Korea Selatan dan China. Pada tahun 2022 dari total penjualan batubara sebanyak 3.37 juta ton, kontribusi penjualan ke India sebesar 29,8%, disusul Korea Selatan 27,4% dan China 13,2%, sedangkan untuk pasar domestik (Domestic Market Obligation/DMO) berkontribusi sebesar 20,7%. Untuk lebih jelas bisa melihat grafik dibawah ini :
Dari pendapatan sebesar US$ 254,96 juta ditahun 2022, India memberikan kontribusi terbesar yaitu US$ 77,29 juta disusul Korea Selatan US$ 67,66 juta, China US$ 33,49 juta dan pasar dalam negeri sebesar US$ 43,98 juta.
KEMBANGKAN BISNIS NIKEL
Ekspansi yang dilakukan KKGI tidak hanya dibisnis batubara, tapi sudah mulai melakukan diversifikasi bisnis dengan masuk ke bisnis pertambangan nikel. Menurut Direktur KKGI Agus Soegiarto ekspansi yang dilakukan dengan membeli 70% saham PT. Buton Mineral Indonesia (BMI) dan Bira Mineral Nusantara (BMN).
Transaksi tersebut bukan merupakan transaksi afiliasi. Nilai transaksi tidak material dengan harga pembelian Rp175 juta pada harga nominal saham BMI, dan Rp175 juta saham BMN. Alasan pembelian saham untuk persiapan ekspansi pada bisnis tambang nikel.
Agoes menjelaskan, mengingat transaksi tersebut bukan merupakan transaksi material, maka tidak ada dampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan maupun kelangsungan usaha perusahaan terkait akuisisi ini.
Indonesia adalah salah satu negara dengan potensi sumberdaya alam yang melimpah, khususnya sebagai penghasil sumberdaya nikel.
Berikut adalah daerah penghasil nikel disajikan meliputi keberadaan nikel baik itu yang telah atau sementara dalam tahapan inventarisasi (eksplorasi) maupun telah masuk dalam tahapan produksi (tambang).
Daerah | kabupaten | Provinsi |
Bahadopi | Morowali | Sulawesi Tengah |
Petasia | Morowali | Sulawesi Tengah |
Menui | Kepulauan, Morowali | Sulawesi Tengah |
Sindue | Donggala | Sulawesi Tengah |
Selengkapnya…
Artikel ini bisa dibaca di Majalah ICN News Edisi Februari 2024
Iklan dan berlangganan bisa hubungi: WA atau Email
Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting