ICN News – Menurut pengamatan ICN NEWS, kejayaan bisnis PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) terjadi pada tahun 2022 lalu dengan pendapatan sebesar US$ 8,10 miliar, atau meningkat lebih dari 100 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar US$ 3,99 miliar. Yang tak kalah fantastis adalah laba yang dihasilkan ADRO meningkat 162% dari US$ 933,49 juta ditahun 2021 menjadi US$ 2,49 miliar ditahun 2022.
ADRO juga adalah salah satu perusahaan batubara yang memiliki asset terbesar dan terus meningkat dalam lima tahun terakhir (2019-2023). Pada tahun 2019 total aset yang dimiliki ADRO sebesar US$ 7,21 miliar ditahun 2022 total asetnya meningkat pesat menjadi US$ 10,78 miliar dan di prediksi tahun 2023 melewati angka US$ 11 miliar.
Tahun 2022 ADRO sukses memproduksi batubara sebanyak 62,88 juta ton dengan volume penjualan sebanyak 61,34 juta ton. Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, sebagian besar produksi batubara ADRO di ekspor ke berbagai negara.
Malaysia merupakan negara pemasok batubara ADRO terbesar, disusul India, Jepang dan China. Tahun 2022 lalu penjualan batubara ADRO ke Malaysia sebesar US$ 1,18 miliar, disusul penjualan ke India sebesar US$ 1,12 miliar, Jepang sebesar US$ 933,12 juta dan China sebesar US$ 900,91 juta.
Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel dibawah ini :
Tujuan | 2022 | 2021 |
Domestik | 1.157.249 | 863.796 |
Ekspor | ||
– Malaysia | 1.185.034 | 566.231 |
– India | 1.121.041 | 391.157 |
– Jepang | 933.120 | 348.100 |
– Cina | 900.917 | 972.921 |
– Taiwan | 694.834 | 96.653 |
– Korea | 609.506 | 217.442 |
– Filipina | 591.781 | 217.501 |
– Hong Kong | 574.513 | 154.148 |
– Lain-lain | 334.404 | 164.769 |
Total | 8.102.399 | 3.992.718 |
dalam ribuan Dolar AS
Tingginya pendapatan ADRO ditahun 2022 bisa dikatakan juga sebagai sejarah bagi perusahaan. Tahun ini ADRO merayakan hari ulang tahunnya yang ke 30 dan saat ini ADRO telah mengembangkan bisnisnya, tidak hanya menjalankan bisnis batubara saja, tapi telah mendiversikasikan bisnisnya menjadi tiga pilar utama,yaitu Adaro Energy, Adaro Minerals dan Adaro Green.
Menurut Direktur Utama ADRO, Garibaldi Thohir, pilar pertama adalah Adaro Energy yang membawahi seluruh bisnis yang telah membawa ADRO menjadi perusahaan energi terbesar di Indonesia, kedua, pilar Adaro Minerals yang akan mengolah sumber daya mineral serta aluminium di kawasan industri hijau Kalimantan, yang merupakan kawasan industri hijau terbesar di dunia. Ini adalah komitmen Adaro untuk mentransformasi bisnis menjadi usaha yang lebih berkelanjutan melalui inisiatif ramah lingkungan, ketiga adalah pilar Adaro Green yang akan fokus mengembangkan berbagai sumber energi baru dan terbarukan.
Artikel ini bisa dibaca di Majalah ICN News Edisi April 2024
Iklan dan berlangganan bisa hubungi: WA atau Email
Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting