ICN News – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan Indonesia siap meningkatkan kontribusi lebih maju dalam industri otomotif nasional, dengan dimulainya produksi masal baterai kendaraan listrik pertama sebagai bukti Indonesia akan melakukan hilirisasi produk nikel.
Hal ini disampaikan staf khusus Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tina Talisa, dalam kunjungannya ke PT Hyundai LG Indonesia Green Power pada akhir Februari 2024. Tina Talisa menegaskan Pemerintah ingin fokus mengembangkan hilirisasi, termasuk diantaranya untuk produk nikel. Karena itu Pemerintah memberikan perhatian khusus pada program hilirisasi ini setelah dilakukan groundbreaking pada September 2021 lalu.
PT Hyundai LG Indonesia Green Power yang berbasis di Karawang, Jawa Barat, akan memulai produksi komersial baterai kendaraan listrik berbahan baku nikel pada bulan April 2024. Momentum ini tidak hanya menandai Indonesia sebagai negara produsen sel baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara, namun juga mengukuhkan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mendukung proyek pengembangan ekosistem bateraikendaraan listrik (grand package) senilai USD 9,8 miliar atau Rp 142 triliun.
Menurut Tina Talisa hilirisasi adalah cara untuk menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam yang melimpah di Indonesia, termasuk diantaranya produk nikel. Proses hilirisasi nikel dibuat terintegrasi dari hulu sampai hilir, karena itu Indonesia melakukan investasi baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia dengan grand package USD 9,8 miliar. Tina menjelaskan proses integrasi mulai dari hulu tambang nikel, kemudian ke smelternya, kemudian pemurnian, pengolahan, prekursor, katoda, hingga menjadi sel baterai.
Tina menjelaskan produksi sel baterai kendaraan listrik ini membuat Indonesia menjadi negara pertama produsen sel baterai kendaraan listrik di Asia Tenggara yang menggunakan teknologi terbaru dari LG. Implikasinya, tenaga kerja muda Indonesia yang diserap pada proyek ini juga menjadi engineer kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara. Tina berharap agar hilirisasi mampu menciptakan tenaga kerja yang diserap memiliki kemampuan tinggi, sehingga pendapatannya lebih tinggi dan mampu membawa Indonesia keluar dari middle income trap.
Presiden Direktur PT Hyundai LG Indonesia Green Power Hong Woo Pyoung, menyatakan kesiapan perusahaannya untuk melakukan produksi masal baterai kendaraan listrik berbahan baku nikel. Hong mengungkapkan bahwa industri baterai kendaraan listrik di Indonesia ini nantinya akan mampu melahirkan engineer muda pionir yang memiliki kemampuan dalam pembuatan sel baterai mobil listrik.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power merupakan perusahaan joint venture antara Hyundai Motor Company, LG Energy Solution, dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC). Investasi PT HLI Green Power merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Investasi/BKPM dan Konsorsium Hyundai, LG, dan IBC pada 28 Juli 2021. Pada September 2023, Presiden Joko Widodo sempat melakukan kunjungan ke PT HLI Green Power untuk melakukan peninjauan langsung atas proses dan hasil produksi sel baterai kendaraan listrik.
Menurut Hong Woo Pyoung, PT HLI Green Power telah menyiapkan segala sesuatunya sejak September 2023. Perusahaannya siap melakukan produksi secara masal baterai kendaran listrik pada bulan April 2024. Para engineer dari Indonesia pun telah dilatih selama setahun dan masih akan terus diberikanpelatihan ke depannya.
Pada fase pertama PT HLI Green Power akan memiliki kapasitas produksi sebesar 10 gigawatt/hour (GWh), terdiri dari 32,6 juta sel baterai yang dapat menghasilkan kurang lebih 150.000 kendaraan listrik. Pada fase kedua diharapkan pada tahun 2025 PT HLI Green Power akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 20 GWh.
Artikel ini bisa dibaca di Majalah ICN News Edisi Juni 2024
Iklan dan berlangganan bisa hubungi: WA atau Email
Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting