ICN News – Untuk mempertahankan kejayaan bisnisnya, tahun 2021 dan 2022 berbagai ekspansai terus dilakukan ADRO. Adaro Minerals Indonesia (ADMR) melalui anak usahanya PT. Kalimantan Aluminium Industry (KAI) akan membangun smelter di Kalimantan Utara dengan menggandeng investor asing Aumay Mining Pte Ltd (AUMAY) yang memiliki pengetahuan secara menyeluruh di industri aluminium. AUMAY juga memiliki teknologi yang tinggi. Pada 20 Desember 2022. PT. Kalimantan Aluminium Industry (KAI), PT. Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) dan AUMAY telah menandatangani kontrak perjanjian pengambilan saham bersyarat.
KAI akan menerbitkan 925.748 saham baru senilai US$ 59,65 juta atau Rp. 925,74 miliar. Dari transaksi ini AUMAY akan mengambil 592.124 saham baru senilai US$ 38,35 juta atau Rp. 595,12 miliar, CITA akan menyerap 330.624 saham baru senilai US$ 21,30 juta atau Rp. 330.62 miliar.
Smelter yang akan dibangun berlokasi di Kalimantan Industrial Park Indonesia, Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara dengan kemampuan produksi Aluminium hingga 1,5 juta ton per tahun. Untuk tahap awal pembangunan smelter ditargetkan selesai pada kuartal pertama tahun 2025 dengan kapasitas produksi aluminium mencapai 500.000 ton per tahun.
Tahun 2022 lalu Adaro Minerals Indonesia (ADMR) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 16,5 triliun untuk pembangunan smelter aluminium melalui anak usahanya PT. Kalimantan Aluminium Industry (KAI). Direktur Adaro Minerals, Wito Krisnahadi mengatakan dana belanja modal tersebut akan dibiayai dari ekuitas dan juga pinjaman bank. Manajemen ADMR sudah berkomunikasi dengan beberapa bank untuk membiayai proyek tersebut.
Memasuki tahun 2023 ADRO terus melakukan ekspansi, kali ini dengan membangun proyek Pembangkit Listri Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 1.375 MW yang berlokasi di Mentarang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Awalnya pemilik proyek ini adalah PT. Kayan Hydropower Nusantara (KHN), namun kemudian ADRO masuk dengan menguasai saham mayoritas.
KHN adalah perusahaan holding penanaman modal dalam negeri dan asing yang dimiliki oleh PT. Kayan Patria Pratama (25%), Sarawak Energy Berhad (25%) dan PT. Adaro Energy Indonesia Tbk (50%). Banyak yang bertanya tanya sejak kapan ADRO menjadi pemilik saham di PLTA terbesar di Indonesia ini.
Selengkapnya…
Artikel ini bisa dibaca di Majalah ICN News Edisi April 2024
Iklan dan berlangganan bisa hubungi: WA atau Email
Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting